info BREBES
Kliping Internet 0311
Jumat, 18 Juni 2010
Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Luas wilayahnya 1.657,73 km², jumlah penduduknya sekitar 1.767.000 jiwa (2003). Ibukotanya adalah Brebes. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah.
Geografi
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, diantara koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang Selatan dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Namun terdapat Kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem,Banjarharjo,dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa Desa di Kecamatan Losari,Tanjung,Kersana,Ketanggungan dan Larangan.
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pemali yang melintasi pusat kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga kedua kota ini dapat dikatakan "menyatu".
Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet.
Dengan iklim tropis, curah hujan rata-rata 18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.
Utara Laut Jawa
Selatan Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas
Barat Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan (Jawa Barat)
Timur Kabupaten Tegal, Kota Tegal
Karakteristik wilayah pantai
Pantai - pantai di Kabupaten Brebes merupakan tempat bermuaranya sungai besar dan kecil, yang menyebabkan daerah pantainya makin bertambah ke arah laut (prograding).Pantai di Brebes dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis pantai, yaitu: pantai delta ( Delta Losari dan Pemali), pantai teluk ( Teluk Bangsri ) dan pantai lurus ( Randusanga ). Berdasarkan tingkat perkembangan atau penambahan daerah pantainya, pantai delta mengalami perubahan paling dinamis, diikuti oleh pantai teluk kemudian oleh pantai lurus.
Pembagian zonasi pantai terdiri dari bagian barat mulai dari Losari ( Prapag Kidul dan Prapag Lor ), Teluk Bangsri sampai dengan sekitar muara sungai Nippon (Desa Sawojajar dan Kaliwlingi) baik untuk pengembangan konservasi tanaman bakau ( mangrove ) yang dapat berfungsi untuk pemulihan daya dukung lingkungan, sedangkan wilayah pantai bagian timur mulai sebelah timur sungai kamal sampai dengan Pantai Randusanga Kulon sangat baik untuk dikembangkan menjadi Kawasan Pelabuhan Antarpulau maupun Kawasan Pariwisata Pantai.
Perairan daerah pantai bagian barat relatif dangkal, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter berjarak lebih kurang 2.25 km dari garis pantai, sedang di perairan bagian timur, kedalaman laut 5 meter, berjarak lebih kurang 1,4 km. Makin kearah lepas pantai kedalaman laut berubah secara gradual ( morfologi dasar lautnya landai ) dengan pola garis kontur tidak lagi mengikuti bentuk garis pantainya.
Pembagian Wilayah Administratif
Secara administratif Kabupaten Brebes terbagi dalam 17 kecamatan, yang terdiri atas 292 desa dan 5 kelurahan.
Dalam Pola Perwilayahan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Brebes termasuk Wilayah Pembangunan II dengan pusat di Tegal. Kabupaten Brebes sendiri dalam perwilayahan pembangunan dibagi menjadi 3 Sub Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu:
SWP Ia, dengan pusat di Brebes, meliputi Kecamatan Brebes, Wanasari, Jatibarang dan Songgom. Sektor yang dapat dikembangkan adalah pertanian, khususnya sub sektor perikanan, sector perdagangan/jasa dan sektor pemerintahan.
SWP Ib, dengan pusat di Tanjung, meliputi Kecamatan Tanjung, Losari dan Bulakamba. Sektor yang dapat dikembangkan adalah sector perdagangan dan pertanian.
SWP II, dengan pusat di Ketanggungan, meliputi Kecamatan Ketanggungan, Banjarharjo, Larangan dan Kersana. Sektor yang dapat dikembangkan di wilayah ini adalah sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan antara lain meliputi sayur mayur, bawang merah dan lombok serta sektor pemerintahan.
SWP III, dengan pusat di Bumiayu, meliputi Kecamatan Bumiayu, Tonjong, Sirampog, Paguyangan, Bantarkawung dan Salem. Sektor yang dikembangkan adalah sektor pertanian, industri kecil, pariwisata dan perdagangan.
Kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Brebes, yaitu:
Banjarharjo
Bantarkawung
Brebes
Bulakamba
Bumiayu
Jatibarang
Kersana
Ketanggungan
Larangan
Losari
Paguyangan
Salem
Sirampog
Songgom
Tanjung
Tonjong
Wanasari
Perekonomian
Bawang Merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trade mark mengingat posisinya sebagai penghasil terbesar komoditi tersebut di tataran nasional. Namun di sektor pertanian sebagai sektor dominan, Kabupaten Brebes tidak hanya menghasilkan bawang merah. Berbagai komoditi lain yang memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan bagi para investor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar Kabupaten Brebes antara lain: kentang granula, cabe merah dan pisang raja.
Di luar sektor pertanian, Kabupaten Brebes juga mempunyai potensi hijauan makanan ternak yang melimpah dan tersebar hampir di setiap kecamatan. Kondisi itu menjadikan kabupaten ini berkembang berbagai usaha peternakan baik jenis ternak besar maupun kecil antara lain; ternak sapi, kerbau, domba, kelinci rex, ayam petelur, ayam potong dan itik. Telur hasil ternak itik diolah oleh masyarakat setempat menjadi produk telur asin yang popularitas atas kualitasnya sangat dikenal dan tidak diragukan. Banyak yang menyebut Brebes adalah Kota Telur Asin.
Sementara sebagai salah satu daerah yang terletak dalam wilayah pantai utara Pulau Jawa, Kabupaten Brebes mempunyai 5 wilayah kecamatan yang cocok untuk mengembangkan produksi perikanan yakni Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari. Hasil produksi perikanan yang menonjol meliputi; bandeng, udang windu, kepiting, rajungan, teri nasi dan berbagai jenis ikan laut yang lain. Hasil produk perikanan ini oleh masyarakat setempat telah dikembangkan usaha pembuatan Bandeng Presto Duri Lunak dan Terasi.
Pariwisata
Waduk Malahayu
Waduk Penjalin
Mata Air Sungai Pemali
Pantai Randusanga
Pemandian Air Panas Cipanas Bantarkawung
Pemandian Air Panas Cipanas Kedungoleng
Cagar Alam Telaga Ranjeng
Mata Air Cibentar, Bentarsari, Salem
Air Terjun Waru Doyong
Mata Air Dua Suhu
Ciblon Waterboom Brebes
Agrowisata Kaligua
Wisata Kuliner dan Makanan Khas
Telur asin asli khas Brebes yang banyak di jual di kios-kios sebelah barat jembatan Kali Pemali
RM Berkah Ilahi dan RM Sakinah khas sate kambing muda di pertigaan Tanjung
Rujak/pecel belut Mak Ribut di desa Cigedong
Kupat Blengong dan Sate Blengong, merupakan sate yang terbuat dari daging blengong (sejenis itik) yang biasanya dimakan dengan ketupat, banyak terdapat di warung sekitar alun-alun kota Brebes
RM Soto Ridwan khas soto Brebes yang dicampur dengan tauco , di blok panggung Ketanggungan
RM Kampung Alang-alang, khas ikan bakar yang terletak di Desa Kubangpari, atau tepatnya sekitar 12 km dari jalan raya pantura, dari ibu kota Kecamatan Tanjung, Brebes ke selatan, dengan posisi strategis di pinggir jalan jurusan objek wisata Waduk Malahayu
Bandeng Presto Duri Lunak khas Brebes yang banyak diproduksi oleh warga di Limbangan
Nasi lengko, menu sarapan pagi yang terdiri dari nasi, Ketimun, tahu, tauge, emping, sambal kacang dan kecap.
Tape ketan daun jambu, terbuat dari beras ketan (biasanya berwarna hijau) dan dikemas dengan menggunakan daun jambu, sehingga menambah aroma dan rasa.
Teh Poci Wasgitel, yaitu minuman teh yang wangi, sepet, legi dan kentel, merupakan minuman khas Kabupaten Brebes dan Tegal yang penyajiannya menggunakan poci dan cangkir yang terbuat dari tanah liat. Dihidangkan dalam keadaan panas dengan pemanis berupa gula batu.
RM Kafe Gusti, khas ikan bandeng pepes dan bakar lumpur terletak Objek Wisata Pantai Randusanga Indah.
RM H. Moei, khas sate kambing muda yang terletak di Jl.Raya Kaligangsa kota Brebes
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Brebes
17 Juni 2010
Sumber Gambar:
http://abjateng.net46.net/peta.php?k=brebes
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_kabupaten_brebes.gif
http://aldhe06.files.wordpress.com/2009/04/p61840901.jpg (pantai randusanga)
http://rhyanto.files.wordpress.com/2009/03/800px-waduk_malahayu.jpg
http://kangagungbrebes.blogspot.com/2009_12_01_archive.html
http://khasbrebesan.files.wordpress.com/2010/01/telorasin.jpg
Potensi Ekonomi Kabupaten Brebes
Sektor pertanian amat dominan dalam perekonomian Kabupaten Brebes. Kontribusinya bagi PDRB daerah ini lebih dari 56 persen dengan nilai ekonomi lebih dari Rp 2,4 triliun. Subsektor yang signifikan adalah tanaman bahan makanan yang menumbang Rp 1,9 tiliun rupiah bagi PDRB, dan peternakan Rp 200 miliar. Selain itu yang juga berperan cukup penting adakan kehutanan dan perikanan.
Pada subsektor tanaman bahan makanan, produk andalannya adalah padi. Dengan produksi sebesar 533.985,00 ton, Kabupaten Brebes merupakan produsen padi keenam terbesar di Propinsi Jawa Tengah. Selain padi, produk tanaman bahan makanan yang diproduksi secara signifikan adalah jagung 75.037,00 ton, dan ubi kayu 27.688,00 ton.
Kabupaten Brebes juga merupakan daerah penghasil sayur-sayuran, terutama bawang merah. Dengan produksi lebih dari 2 juta kwintal, daerah ini merupakan sentra produksi bawang merah tingkat nasional. Kecamatan andalan untuk produksi bawang merah ini adalah Larangan, Wanasari, Brebes, Bulakamba, dan Jatibarang. Kelima kecamatan tersebut cocok disebut dan dijadikan sebagai klaster bawang merah.
Selain bawang merah, sayuran lain yang yang juga dihasilkan secara signifikan adalah bawang daun dan kubis. Bawang daun banyak dihasilkan oleh Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, dan Sirampog. Sedangkan kecamatan andalan untuk kubis adalah Sirampog dan Paguyangan.
Selain penghasil bawang merah, Kabupaten Brebes juga dikenal sebagai penghasil buah-buahan terutama pisang. Jumlah produksi pisang di Kabupaten Brebes merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah. Produksi pisang daerah ini terkonsentrasi di Kecamatan Bumiayu. Lebih dari 98 persen produksi pisang Kabupaten Brebes di hasilkan oleh Kecamatan Bumiayu. Produksi buah-buahan lainnya yang signifikan adalah mangga, semangka, dan rambutan.
Untuk subsektor perkebunan, komoditi yang diproduksi secara signifikan adalah nilam, tebu, kapulogo, mlinjo, dan kopi robusta. Nilam hanya terdapat di tiga kecamatan, yaitu Bantarkawung, Salem, dan Paguyangan. Sementara kecamatan andalan untuk produksi tebu adalah Losari, untuk produksi kapulogo adalah Bantarkawung, untuk produksi mlinjo adalah Tonjong dan Sirampog, dan untuk produksi kopi adalah Sirampog dan Salem.
Kabupaten Brebes juga merupakan daerah andalan produksi peternakan terutama Domba, Ayam Kampung, dan telur ayam kampung. Dengan populasi sebanyak 199.068 ekor, daerah ini berada diperingkat kedua sebagai daerah peternakan Domba di Jawa Tengah setelah setelah Kabupaten Temanggung. Sedangkan populasi Ayam Kampung sebanyak 3.466.494 ekor dan menempatkan kabupaten ini diperingkat pertama sebagai daerah penghasil ternak Ayam Kampung. Kabupaten Brebes juga merupakan produksen terbesar telur Ayam kampung/telur Itik di Jawa Tengah dengan produksi sebesar 136 miliar butir.
Pada subsektor perikanan, Kabupaten Brebes juga merupakan produsen produk-produk perikanan terutama Ikan Tambak dan Ikan Laut. Produksi Ikan Tambak sebesar 21.442.630,00 Kg. Sedangkan produksi Ikan Laut sebesar 2.212.950,00 Kg. untuk Ikan Tambak, produk andalannya adalah Ikan Bandeng, Udang baik Udang Biasa atau Udang
Windu, dan Mujair.
Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kabupaten+Brebes
17 Juni 2010
Pada subsektor tanaman bahan makanan, produk andalannya adalah padi. Dengan produksi sebesar 533.985,00 ton, Kabupaten Brebes merupakan produsen padi keenam terbesar di Propinsi Jawa Tengah. Selain padi, produk tanaman bahan makanan yang diproduksi secara signifikan adalah jagung 75.037,00 ton, dan ubi kayu 27.688,00 ton.
Kabupaten Brebes juga merupakan daerah penghasil sayur-sayuran, terutama bawang merah. Dengan produksi lebih dari 2 juta kwintal, daerah ini merupakan sentra produksi bawang merah tingkat nasional. Kecamatan andalan untuk produksi bawang merah ini adalah Larangan, Wanasari, Brebes, Bulakamba, dan Jatibarang. Kelima kecamatan tersebut cocok disebut dan dijadikan sebagai klaster bawang merah.
Selain bawang merah, sayuran lain yang yang juga dihasilkan secara signifikan adalah bawang daun dan kubis. Bawang daun banyak dihasilkan oleh Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, dan Sirampog. Sedangkan kecamatan andalan untuk kubis adalah Sirampog dan Paguyangan.
Selain penghasil bawang merah, Kabupaten Brebes juga dikenal sebagai penghasil buah-buahan terutama pisang. Jumlah produksi pisang di Kabupaten Brebes merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah. Produksi pisang daerah ini terkonsentrasi di Kecamatan Bumiayu. Lebih dari 98 persen produksi pisang Kabupaten Brebes di hasilkan oleh Kecamatan Bumiayu. Produksi buah-buahan lainnya yang signifikan adalah mangga, semangka, dan rambutan.
Untuk subsektor perkebunan, komoditi yang diproduksi secara signifikan adalah nilam, tebu, kapulogo, mlinjo, dan kopi robusta. Nilam hanya terdapat di tiga kecamatan, yaitu Bantarkawung, Salem, dan Paguyangan. Sementara kecamatan andalan untuk produksi tebu adalah Losari, untuk produksi kapulogo adalah Bantarkawung, untuk produksi mlinjo adalah Tonjong dan Sirampog, dan untuk produksi kopi adalah Sirampog dan Salem.
Kabupaten Brebes juga merupakan daerah andalan produksi peternakan terutama Domba, Ayam Kampung, dan telur ayam kampung. Dengan populasi sebanyak 199.068 ekor, daerah ini berada diperingkat kedua sebagai daerah peternakan Domba di Jawa Tengah setelah setelah Kabupaten Temanggung. Sedangkan populasi Ayam Kampung sebanyak 3.466.494 ekor dan menempatkan kabupaten ini diperingkat pertama sebagai daerah penghasil ternak Ayam Kampung. Kabupaten Brebes juga merupakan produksen terbesar telur Ayam kampung/telur Itik di Jawa Tengah dengan produksi sebesar 136 miliar butir.
Pada subsektor perikanan, Kabupaten Brebes juga merupakan produsen produk-produk perikanan terutama Ikan Tambak dan Ikan Laut. Produksi Ikan Tambak sebesar 21.442.630,00 Kg. Sedangkan produksi Ikan Laut sebesar 2.212.950,00 Kg. untuk Ikan Tambak, produk andalannya adalah Ikan Bandeng, Udang baik Udang Biasa atau Udang
Windu, dan Mujair.
Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kabupaten+Brebes
17 Juni 2010
Bumiayu
Bumiayu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Bumiayu merupakan pusat aktivitas masyarakat di bagian selatan Kabupaten Brebes seperti Tonjong, Sirampog, Bantarkawung, Salem, dan Paguyangan. Kecamatan ini berada di daerah dataran tinggi, dan dilalui jalur transportasi utama Tegal-Purwokerto, serta jalur kereta api Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya.
Di Bumiayu terdapat Pasar Wage, yaitu pasar yang hanya buka setiap lima hari sekali menurut hari pasaran Kalender Jawa. Di kota Bumiayu, sebagian besar masyarakat Bumiayu memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Kawasan perdagangan kota Bumiayu yang membentang dari Talok hingga Jatisawit. Pasar di Bumiayu adalah Pasar Talok, Pasar Bumiayu, Pasar Majapahit, dan Pasar Jatisawit.
Untuk mengurangi kemacetan di kota Bumiayu, Pemerintah Kabupaten Brebes membangun jalan Lingkar Selatan, yang dibangun di sebelah timur wilayah perkotaan Bumiayu. Jalan tersebut terbentang mulai dari Talok hingga Pagojengan Kecamatan Paguyangan.
Desa/Kelurahan
Adisana
Bumiayu
Dukuhturi
Jatisawit
Kalierang
Kalilangkap
Kalinusu
Kalisumur
Kaliwadas
Langkap
Laren
Negaradaha
Pamijen
Panggarutan
Pruwatan
Ketabasa
Lain-lain
Pada waktu zaman revolusi tahun 1950-an, Bumiayu dikenal sebagai pusat/markas TNI-AD untuk menumpas pemberontakan DI/TII yang ada di daerah Kecamatan Salem.
Tokoh terkenal dari wilayah ini ialah Yahya Ahmad Muhaimin (mantan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia).Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang banyak berkiprah ditingkat nasional baik sipil maupun militer, namun sayang tidak terdokumentasikan. Tokoh Yahya Muhaimin lebih tepat sebagai mantan menterinya Gus-Dur yang lahir di Bumiayu dan belum ada kontribusinya yang signifikan dalam sejarah pergerakan rakyat Bumiayu maupun pembangunan Bumiayu.
Bumiayu sangat layak untuk menjadi kabupaten sendiri. Dari berbagai aspek historis,politik-sosial-budaya-ekonomi dan posisi georafis. Yang menjadi persoalan belum ada tokoh yang negarawan yang memperjuangkan berdirinya kabupaten Bumiayu. Banyak kepentingan kekuasaan yang tarik-ulur berebut peluang kekuasaan seandainya menjadi daerah otonom kabupaten Bumiayu.
Wacana Pembentukan Kabupaten Bumiayu
Saat ini tengah berkembang wacana pembentukan Kabupaten Bumiayu, lepas dari Kabupaten Brebes. Secara geografis, kawasan selatan Kabupaten Brebes cukup jauh dari ibukota kabupaten. Secara kultural pun, dialek Bumiayu cukup berbeda dengan dialek Tegal yang dituturkan di bagian utara Kabupaten Brebes. Bahkan sebagian masyarakat asli menganggap dirinya kelahiran "Bumiayu" ketimbang "Kabupaten Brebes".
Catatan:
Sekilas Tentang Bumiayu
Bumiayu adalah sebuah nama kecamatan diwilayah kabupaten Brebes bagian selatan yang terletak ditengah-tengah antara kota Tegal dan Puwokerto, Bumiayu merupakan wilayah pegunungan yang berbukit-bukit karena lokasinya yang berada di kaki gunung slamet sehingga dibeberapa tempat diwilayah Bumiayu masih memiliki hawa yang sejuk dan udara yang segar.
Lokasi wisata didaerah Bumiayu diantaranya pemandian air panas Buaran, pemandian air panas Pakujati di Paguyangan, wisata kebun teh, telaga ranjeng, dan goa jepang di Kaligua serta waduk penjalin di Patuguran, sedangkan obyek wisata lainnya yang dekat dengan wilayah Bumiayu adalah obyek wisata Guci Tegal dan Baturraden di Purwokerto.
Wisata kuliner yang makyus diBumiayu, karena khas Bumiayu mungkin orang dengernya aneh tapi memang itulah keadaannya seperti mendoan tempe/dage, cimplung (rebusan ubi/singkong/kelapa muda di air nira kelapa pada saat pembuatan gula merah), sogol, opak petis, ondol, kempong, ketan pencok, kupat tahu dan kerupuk rambak. Sedangkan untuk buah-buahan ada durian centre di Kaligadung.
Pada Tahun 2003 Pemerintah kabupaten Brebes telah membangun jalan lingkar Bumiayu sepanjang + 6.5 km yang membentang dari Kaligadung sampai Pagojengan untuk mengurangi kepadatan kendaraan dipusat kota bumiayu, sehingga jalur Tegal – Purwokerto dan sebaliknya bisa dialihkan dan tidak memasuki kota Bumiayu.
Sampai dengan sa’at ini sedang dibangun terminal Bumiayu yang terletak di jalur lingkar Bumiayu tersebut karena terminal lama sudah tidak bisa menampung pertambahan armada angkutan serta untuk mengatasi kemacetan di pertigaan yang terletak di depan terminal lama. (lutvis.wordpress.com)
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bumiayu,_Brebes
http://lutvis.wordpress.com/bumiayu/
Sumber Gambar:
http://lutvis.wordpress.com/bumiayu/
http://www.semboyan35.com/archive/index.php/thread-108.html
http://lutvis.wordpress.com/bumiayu/
Kapan Kab. Bumiayu terwujud? Dewan Usulkan Brebes Dimekarkan
Pemekaran wilayah Kabupaten Brebes yang pernah menjadi bahan polemik warga Kota Telur Asin itu kini begulir kembali. Setelah 45 anggota Dewan ''piknik'' ke empat kabupaten/kota di wilayah Jabar pada akhir Mei lalu, mereka mengusulkan Brebes untuk dipecah jadi dua daerah.
Ketua Fraksi Amanat Pesatuan Umat (FAPU) dan Wakil Ketua DPRD HM Sunadi Ilham, kemarin mengatakan, wacana pemecahan wilayah Kabupaten Brebes sudah saatnya dilakukan untuk mempercepat perkembangan daerah ini. Beberapa alasan yang mereka kemukakan antara lain, setelah belajar dari Kota Banjar, Jabar, daerah tersebut berkembang begitu cepat dibanding dengan kondisi sebelum pemekaran.
Muhajir mengatakan, Banjar semula wilayah kecamatan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di bawah Rp 3 Miliar. Namun setelah pemekaran berhasil mendongkrak PAD lebih dari perolehan semula. Bahkan, bantuan dana dari Pusat (DAU) yang diterima kini mencapai Rp 100 miliar. Kondisi itu akan bisa diterapkan di Kabupaten Brebes dengan memisahkan wilayah selatan, Bumiayu dan sekitarnya dengan wilayah Brebes utara.
Belajar dari apa yang sudah dicapai Kota Banjar, Muhajir memberikan opsi pemekaran wilayah kabupaten menjadi dua, yakni Kota Brebes dan Kabupaten Bumiayu, atau wilayah Kabupaten Brebes Utara dan Brebes Selatan.
Tentang alasan pembentukan Kota Brebes, lanjut Muhajir, dimaksudkan untuk mengimbangi pertumbuhan Kota Tegal. Adapun pemisahan daerah Brebes selatan dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan beberapa wilayah kecamatan di selatan. ''Kota Banjar pisah dari Kabupaten Ciamis semula satu kecamatan. Kini berkembang jadi tiga kecamatan dengan dana bantuan DAU sampai Rp 100 miliar,'' jelasnya.
Secara terpisah Wakil Ketua DPRD HM Sunadi Ilham mengatakan, usulan pemekaran itu akan dimasukkan dalam memori studi banding yang akan disusun oleh tim penyusun hasil studi banding. ''Kita semua mau lengser, tapi kita juga ingin memberikan masukan kepada teman-teman anggota Dewan yang baru tentang pemekaran kabupaten.''
Ketika ditanyakan soal keberadaannya dulu sebagai salah seorang penentang pemekaran, Muhajir mengatakan, karena dulu dia belum mengetahui secara persis daerah lain yang sudag dimekarkan. Kini setelah tahu keberhasilan Banjar, dia bertekad akan terus memperjuangkan masalah ini. Satu hal lagi, untuk mewujudkan pemekaran, para penggagas perlu bertemu kembali untuk membicarakan persoalan ini.( wh-17n)
Sumber :
Harian Suara Merdeka, dalam:
http://groups.yahoo.com/group/brebes/message/1140, 2 Juni 2004
18 Juni 2010
Ketua Fraksi Amanat Pesatuan Umat (FAPU) dan Wakil Ketua DPRD HM Sunadi Ilham, kemarin mengatakan, wacana pemecahan wilayah Kabupaten Brebes sudah saatnya dilakukan untuk mempercepat perkembangan daerah ini. Beberapa alasan yang mereka kemukakan antara lain, setelah belajar dari Kota Banjar, Jabar, daerah tersebut berkembang begitu cepat dibanding dengan kondisi sebelum pemekaran.
Muhajir mengatakan, Banjar semula wilayah kecamatan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di bawah Rp 3 Miliar. Namun setelah pemekaran berhasil mendongkrak PAD lebih dari perolehan semula. Bahkan, bantuan dana dari Pusat (DAU) yang diterima kini mencapai Rp 100 miliar. Kondisi itu akan bisa diterapkan di Kabupaten Brebes dengan memisahkan wilayah selatan, Bumiayu dan sekitarnya dengan wilayah Brebes utara.
Belajar dari apa yang sudah dicapai Kota Banjar, Muhajir memberikan opsi pemekaran wilayah kabupaten menjadi dua, yakni Kota Brebes dan Kabupaten Bumiayu, atau wilayah Kabupaten Brebes Utara dan Brebes Selatan.
Tentang alasan pembentukan Kota Brebes, lanjut Muhajir, dimaksudkan untuk mengimbangi pertumbuhan Kota Tegal. Adapun pemisahan daerah Brebes selatan dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan beberapa wilayah kecamatan di selatan. ''Kota Banjar pisah dari Kabupaten Ciamis semula satu kecamatan. Kini berkembang jadi tiga kecamatan dengan dana bantuan DAU sampai Rp 100 miliar,'' jelasnya.
Secara terpisah Wakil Ketua DPRD HM Sunadi Ilham mengatakan, usulan pemekaran itu akan dimasukkan dalam memori studi banding yang akan disusun oleh tim penyusun hasil studi banding. ''Kita semua mau lengser, tapi kita juga ingin memberikan masukan kepada teman-teman anggota Dewan yang baru tentang pemekaran kabupaten.''
Ketika ditanyakan soal keberadaannya dulu sebagai salah seorang penentang pemekaran, Muhajir mengatakan, karena dulu dia belum mengetahui secara persis daerah lain yang sudag dimekarkan. Kini setelah tahu keberhasilan Banjar, dia bertekad akan terus memperjuangkan masalah ini. Satu hal lagi, untuk mewujudkan pemekaran, para penggagas perlu bertemu kembali untuk membicarakan persoalan ini.( wh-17n)
Sumber :
Harian Suara Merdeka, dalam:
http://groups.yahoo.com/group/brebes/message/1140, 2 Juni 2004
18 Juni 2010
Asal Usul Brebes
Memang ana cerita- cerita sing nyeritakna anane aran-aran desa tertentu ning sajerone wilayah Kabupaten Brebes. Misale cerita soal desa Padasugih, Wangandalem, Gandasuli, Pasarbatang, Kersana, Ketanggungan lan liya-liyane. Tapi kuwe kabeh mung cerita-cerita dopokan. Laka data sing bisa go didadikna bahan go penulisan sejarah lokal. Yen saiki ana wong-wong sing kaur nyalin cerita-cerita rakyat kuwe ning bentuk tulisan, hasile ya mung salinan thok, sing tetep ora bisa didadikna go data penulisan sejarah.
Salah siji cerita apik soal laire kota Brebes justru ana ning Serat Kanda edisi Brandes. Jare cerita kiye, sawise Kerajan Majapahit ngadeg lan Raden Susuruh dinobatna dadi raja ning kerajaan anyar kuwe nganggo aran Brawijaya sing kedadiyane ning taun 1221 Saka nganggo candra sengkala Sela-Mungal-Katon-Tunggal (atawa tahun 1299 Masehi), raja Brawijaya terus ngangkat Wirun dadi pepatih nganggo aran juluk Adipati Wirun, Nambi dadi tumenggung lan Reksapura dadi wedana jero. Raja Brawijaya teruse njukut bojo sing mesih ana ning Galuh lan mbantu sedulure, Arya Bangah, ning perange nglawan Ciyung Wanara. Tapi ning perang kuwe Arya Bangah kalah, terus mlayu ning Lebaksiu.
Negara Galuh kebakar, Arya Bangah dusir sampe Tugu, sing ning kono pasukan Majapahit wis teka go nein bantuan. Arya Bangah ngerahna wong-wong Wetan. Sing akhire balik maning (waca: terdesak) sing kulon maring wetan. Ning pereke kali sing lantarane peristiwa kuwe darani kali Pemali, pada perangan maning.
Tempat perang kuwe darani Brebes. Ciyung Wanara balik ning negarane. Arya Bangah lunga ning Majapahit, ninggalna pasukan goning pimpinane Reksapura. Raja Brawijaya terus ngangkat dheweke dadi wedana (bupati) sing ditempatna ning Tuban. Anak wadone Arya Bangah, Citrawati, kawin karo Kumara. […] Kumara ngrebut telung negara jajahane Pajajaran. Sawise kuwe gabung karo Reksapura, lunga ning Sumedang. Sing kono mereka lunga ning Galuh. Dandang Wiring naklukna Dermayu (Indramayu). Wahas (anake Wirun), naklukna Banyumas, Magelang, Prabalingga (Purbalingga) karo Caracap (Cilacap). Negara Sokapura ya bisa ditaklukna. Kumara bisa ngrebut Bandung karo Sumedang. Ciyung Wanara nyerah. Dheweke merdekakna Dipati Jayasudarga, mertuane Raja Brawijaya, lan ngirimna utusan maring Kumara. Nuruti jejalukane, Ciyung Wanara danterna ning Majapahit. Kuwe sing akhire kerajaan Pajajaran bubar taun 1223 Saka nggo candra sengkala Guna-Kalih-Tinggal-Kaji.
Teruse Ciyung Wanara dangkat dadi bupati agung go wilayah Jawa Barat anjoge kali Pemali. Ning karyane, The History of Java (1817), Raffles ya nyritakna siji cerita sejen sing inti pokoke pada. Ning cerita kuwe ora disinggung soal kedadiyane daerah Brebes. Dening kajian sejarah, inti pokok cerita kuwe dhewek memang bener. Sing kaya wis dajukna Prof. Hosein Djajadiningrat ning Sastrakantanya, Kerajaan Majapahit ngadeg mulai kwartal ketelu abad XIII sampe kurang luwih taun 1518 sementara kerajaan Pajajaran mulai taun 1433/1434 sampe kemungkinan taun 1579. Sing dadine, ya ora mungkin dong darani yen Kerajaan Majapahit kuwe hasil pemisahan sing Kerajaan Pajajaran.
Tapi kaya kuwe, ora bisa diabaekna soal kemungkinan yen Brebes wis ana sajege jaman Hindu. Dugaan kiye bisa dajukna lantaran kenyataan, yen ning daerah Kabupaten Brebes akeh ditemoni barang-barang tinggalan sing jaman Hindu. Barang-barang kuwe ditemukna ning pirang-pirang kawasan antarane kawasan Kawedanan Brebes. Ning kawasan kene pernah ditemokna barang-barang kuna ya kuwe patang iji gong sing Desa Slarang karo siji ali-ali emas sing Desa Karangmangu. Ali-ali kiye duwe plat meterei bentuke bunder hiasane garis-garis mlengkung sing katone kaya ula loro endase loro. Ali-ali kiye, sing ditemokna ning jerone lemah, saiki disimpen ning Museum Nasional Jakarta.
Dijukut & dialihbasakna sing situs Pemda Kabupaten Brebes dening Usman Didi Khamdani
Sumber :
http://brebes.net/index.php?option=com_content&task=view&id=10&Itemid=25
Salah siji cerita apik soal laire kota Brebes justru ana ning Serat Kanda edisi Brandes. Jare cerita kiye, sawise Kerajan Majapahit ngadeg lan Raden Susuruh dinobatna dadi raja ning kerajaan anyar kuwe nganggo aran Brawijaya sing kedadiyane ning taun 1221 Saka nganggo candra sengkala Sela-Mungal-Katon-Tunggal (atawa tahun 1299 Masehi), raja Brawijaya terus ngangkat Wirun dadi pepatih nganggo aran juluk Adipati Wirun, Nambi dadi tumenggung lan Reksapura dadi wedana jero. Raja Brawijaya teruse njukut bojo sing mesih ana ning Galuh lan mbantu sedulure, Arya Bangah, ning perange nglawan Ciyung Wanara. Tapi ning perang kuwe Arya Bangah kalah, terus mlayu ning Lebaksiu.
Negara Galuh kebakar, Arya Bangah dusir sampe Tugu, sing ning kono pasukan Majapahit wis teka go nein bantuan. Arya Bangah ngerahna wong-wong Wetan. Sing akhire balik maning (waca: terdesak) sing kulon maring wetan. Ning pereke kali sing lantarane peristiwa kuwe darani kali Pemali, pada perangan maning.
Tempat perang kuwe darani Brebes. Ciyung Wanara balik ning negarane. Arya Bangah lunga ning Majapahit, ninggalna pasukan goning pimpinane Reksapura. Raja Brawijaya terus ngangkat dheweke dadi wedana (bupati) sing ditempatna ning Tuban. Anak wadone Arya Bangah, Citrawati, kawin karo Kumara. […] Kumara ngrebut telung negara jajahane Pajajaran. Sawise kuwe gabung karo Reksapura, lunga ning Sumedang. Sing kono mereka lunga ning Galuh. Dandang Wiring naklukna Dermayu (Indramayu). Wahas (anake Wirun), naklukna Banyumas, Magelang, Prabalingga (Purbalingga) karo Caracap (Cilacap). Negara Sokapura ya bisa ditaklukna. Kumara bisa ngrebut Bandung karo Sumedang. Ciyung Wanara nyerah. Dheweke merdekakna Dipati Jayasudarga, mertuane Raja Brawijaya, lan ngirimna utusan maring Kumara. Nuruti jejalukane, Ciyung Wanara danterna ning Majapahit. Kuwe sing akhire kerajaan Pajajaran bubar taun 1223 Saka nggo candra sengkala Guna-Kalih-Tinggal-Kaji.
Teruse Ciyung Wanara dangkat dadi bupati agung go wilayah Jawa Barat anjoge kali Pemali. Ning karyane, The History of Java (1817), Raffles ya nyritakna siji cerita sejen sing inti pokoke pada. Ning cerita kuwe ora disinggung soal kedadiyane daerah Brebes. Dening kajian sejarah, inti pokok cerita kuwe dhewek memang bener. Sing kaya wis dajukna Prof. Hosein Djajadiningrat ning Sastrakantanya, Kerajaan Majapahit ngadeg mulai kwartal ketelu abad XIII sampe kurang luwih taun 1518 sementara kerajaan Pajajaran mulai taun 1433/1434 sampe kemungkinan taun 1579. Sing dadine, ya ora mungkin dong darani yen Kerajaan Majapahit kuwe hasil pemisahan sing Kerajaan Pajajaran.
Tapi kaya kuwe, ora bisa diabaekna soal kemungkinan yen Brebes wis ana sajege jaman Hindu. Dugaan kiye bisa dajukna lantaran kenyataan, yen ning daerah Kabupaten Brebes akeh ditemoni barang-barang tinggalan sing jaman Hindu. Barang-barang kuwe ditemukna ning pirang-pirang kawasan antarane kawasan Kawedanan Brebes. Ning kawasan kene pernah ditemokna barang-barang kuna ya kuwe patang iji gong sing Desa Slarang karo siji ali-ali emas sing Desa Karangmangu. Ali-ali kiye duwe plat meterei bentuke bunder hiasane garis-garis mlengkung sing katone kaya ula loro endase loro. Ali-ali kiye, sing ditemokna ning jerone lemah, saiki disimpen ning Museum Nasional Jakarta.
Dijukut & dialihbasakna sing situs Pemda Kabupaten Brebes dening Usman Didi Khamdani
Sumber :
http://brebes.net/index.php?option=com_content&task=view&id=10&Itemid=25
Langganan:
Postingan (Atom)